Home » » PERAN STRATEGI IMMAWATI DALAM PEMBINAAN MORAL BANGSA

PERAN STRATEGI IMMAWATI DALAM PEMBINAAN MORAL BANGSA

Written By MUHAMMADIYAH BONE on Jumat, 26 Agustus 2011 | 21.19


Salah satu pilar utama yang memegang peranan penting sepanjang sejarah kehidupan umat manusia adalah kaum perempuan, sehingga ketika sorotan perbincangan diarahkan kepadanya (baca :perempuan) maka akan selalu menarik dan actual untuk diperbincangkan, karena persoalan perempuan entah dalam arti “positif” atau “negatif” seiring perkembangan dan pergeseran zaman, akan selalu menarik untuk dikaji, dan telah berperan besar dalam mewarnai kehidupan, bahkan perdaban manusia secara umum.
Mencermati gejala sosial yang muncul akibat modernisasi dan globalisasi, keberadaan perempuan sering terekspos secara berlebihan,yang secara tidak sadar atau mungkin disadari, akan merendahkan derajat kaum perempuan itu sendiri, khususnya perempuan islam (baca : muslimah), berlindung dibalik perkembangan zaman atau modernisasi, sebagian dari kaum perempuan telah melangkah jauh bahkan berlebihan dalam mangikuti alur perkembangan yang berakses pada pergeseran harkat dan martabatnya sebagai makhluk yang dimuliakan. Kebebasan dalam pergaulan, “emansipasi berlebihan” berpakaian yang jauh menyimpang dari syariat islam atau bahkan ritual kewajiban dalam islam pun sering terabaikan, dengan dalih sibuk daru beraktifitas yang tak mau kompromi, adalah contoh kecil yang secara kasat mata mudah kita jumpai, dan ini adalah gejala sosial yang hampir membudaya dikalangan muslimah.
Adalah tanggung jawab bersama, ketika keterpurukan moral bangsa mulai diperbincangikan, bahkan menjadi kenyataan, tidak terkecuali Immawati sebagai sosok perempuan yang berkecimpung disalah satu lembaga da’wah kampus “IMM” yang sangat berperan strategis dalam upaya penguatan jati diri dan pembinaan moral, khususnya kaum perempuan. Gelar immawati bukanlah jargon yang menakutkan bahkan atau bahkan memberatkan, immawati adalah sosok perempuan islam yang diharapkan mampu memberikan nuansa islami dalam seluruh perannya., baik dilingkungan keluarganya, maupun dilingkungan tempat tinggalnya, bahkan yang lebih strategis adalah dilingkungan kampus, sehingga akan menjadi uswatun khasanah, menjalankan syariat secara kaffah, bukanlah keharusan golongan atau kelompok tertentu, akan tetapi ketika dia memilih menjadi seorang muslim atau muslimah adalah suatu keahrusan tanpa proses tawar.
Tuntutan peran atas pembinaan atau terbentuknya pribadi muslimah yang utuh sesungguhnya bukanlah sesuatu yang sulit, jika sekiranya seorang immawati mampu menyelami dan memahami makna ber-Islam yang sesungguhnya, perliku sopan, baik dalam penampilan lahir maupun batin, disiplin dalam menjalankan ibadah, adalah sesungguhnya ajaran islam yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, sehingga akan semakin memuliakan kaum muslimah pada umumnya dan immawati pada khususnya. Menularnya ketaatan kepada orang lainadalah suatu tanggung jawab kita bersama seperti yang sering diungkapkan oleh para fiqih yang kemudian melahirkan fiqih sosial adalah sebuah istilah yang kemudian menjadi kajian ilmu bagaimana menjadikan orang-orang disekitar kita bersama-sama beramal dan beribadah, sehingga akan lahir masyarakat yang islami. Berda’wah bukanlah harus dengan serangkaian kata-kata yang penuh dalil, akan tetapi berda’wah pun bisa lewat penampilan dan bagaimana cara kita bergaul dan bertutur kata dengan dengan sesama. Bukanlah keberhasilan Rasulullah membentuk generasi unggul karena perilaku yang dicontohkan oleh Beliau, baik dalam ibadah maupun dalam sikap dan tingkah laku.
Dunia kampus, dimana immawati berkecimpung adalah sebuah lading tepat untuk membina moralitas bangsa yang sesungguhnya, karena kampus yang notabene adalah lingkungan intelektual seringkali terjebak dengan pergaulan bebas dengan berbagai dalih, bahkan faham liberalism beragamapun dijadikan jargon untuk melegitimasi kelalaian dalam menjalankan syariat islam, dengan alasan ibadah adalah urusan pribadi dengan Tuhannya, yang secara tidak sadar gazwul fikri (perang pemikiran) yang dilontarkan oleh para orientalis telah merasuki pikiran dan pandangan mereka. Dimana tujuan para orientalis untuk menjauhkan umat islam dari ajaran, dan itulah sesungguhnya tujuan mereka. Dan ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menyelamatkan saudara-saudara kita.
Misi da’wah bukanlah dominasi kaum muslim (baca :immawan) saja, akan tetapi kewajiban berda’wah adalah kewajiban bersama, sebab Allah telah menjanjikan : “Bahwa tiap-tiap yang kita usahakan akan mendapat ganjaran yang setimpal baik muslim maupun muslimah termasukdalam memperjuangkan agama Allah”. Barisan yang kuat harus didukung oleh personil yang solid termasuk jamaah yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, baik ia seorang immawan maupun seorang immmawati memiliki peran yang sama dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar seperti  yang tertuang dari misi organisasi tersebut.
Namun hal yang perlu disadari, bahwa peningkatan kualitas diri adalah hal yang harus dikedepankan, merapatkan barisan, dan merajut benang-benang ukhuwah akan melahirkan satu jamaah yang siap mengembang amanah anar ma’ruf nahi mungkar sekaligus akan menjadi sumber ilmu dan pengetahuan yang pada gilirannya mampu melahirkan kader-kader persyarikatan yang handal.
Ada hal yang perlu dipahami oleh seorang immawati, bahwa berIMM bukanlah sekedar berorganisasi, akan tetapi setiap prbadi dalam kehidupannya harus berda’wah dan itu bisa dilakukan dengan benar jika ada jamaah, dan IMM sebagai salah satu organisasi keislaman merupakan jamaah yang memiliki orientasi da’wah. Sehingga komitmen yang kuat mutlak dimiliki untuk tetap eksisnya sebuah jamaah.
Sesungguhnya kesadaran akan peran dan tanggung jawab sebagai seorang muslimah (baca:immawati) adalah hal yangharus dilihat secara proporsional, bukan hanya untuk diri pribadi dalam arti ketaatan secara personal akan tetapi bagaimana menjadikan ketaatan itu adalah sesuatu yang menjadi milik kita bersama sehingga terbentuk masyarakat yang beragama secara kaffah.
Memang harus diakui bahwa untuk melakukan suatu perubahan tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun jika ada upaya kearah sana maka perubahan itu tak akan mungkin pernah terwujud, hal yangpaling sederhana adalah mulailah dari sekarang, awalilah dengan hal-hal yang kecil dan mulailah dari diri sendiri, ingat….. barang siapa yang berniat menolong agama Allah maka Allah pasti akan menolongnya, dan jangan pernah melakukan sesuatu tanpa pernah tahu apa sesungguhnya tujuan yang akan dicapai, termasuk saat memilih menjadi seorang immawati terminal akhirnya adalah menggapai “ridho Ilahi”.
Wallahu ‘alam bisawab. Fastabuiqul khairat

Share this article :

TULISAN TERPOPULER



 
Redaksi : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. MUHAMMADIYAH KABUPATEN BONE - All Rights Reserved